Teks-teks Misoginis dalam Agama-agama Dunia.
Islam:
Tentang kepemimpinan
Q. S an-Nisa/4: 34.
الرَجال قوَامون على النَساء بما فضَل الله بعضهم على بعض وبما انفقوا من اموالهم
Artinya: “Kaum laki-laki itu adalah pemimpin bagi kaum wanita, oleh
karena Allah telah melebihkan sebahagian mereka (laki-laki) atas
sebahagian yang lain (wanita), dan karena mereka (laki-laki) telah
menafkahkan sebagian dari harta mereka. Sebab itu maka wanita yang
saleh, ialah yang ta'at kepada Allah lagi memelihara diri ketika
suaminya tidak ada, oleh karena Allah telah memelihara (mereka)."
Hadis tentang Perintah Rasulullah s.a.w.
terhadap Wanita untuk Bersujud pada Suaminya Jika Dibolehkan Bersujud pada
Selain Allah.
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ
عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: «لَوْ كُنْتُ آمِرًا أَحَدًا أَنْ يَسْجُدَ لأَحَدٍ لأَمَرْتُ
الْمَرْأَةَ أَنْ تَسْجُدَ لِزَوْجِهَا لِمَا عَظَّمَ اللَّهُ مِنْ حَقِّهِ عَلَيْهَا».
“Dari Abu Hurairah, dari Nabi s.a.w., beliau
berkata: jikalau aku memerintahkan seseorang bersujud kepada orang lain, maka
aku akan menyuruh isteri untuk sujud kepada suaminya.
Ayat mengisyaratkan kelebihan derajat yang
dianugerahkan kepada para suami, seperti dalam firman-Nya:
وَالْمُطَلَّقاتُ يَتَرَبَّصْنَ بِأَنْفُسِهِنَّ
ثَلاثَةَ قُرُوءٍ وَ لا يَحِلُّ لَهُنَّ أَنْ يَكْتُمْنَ ما خَلَقَ اللَّهُ فِي أَرْحامِهِنَّ
إِنْ كُنَّ يُؤْمِنَّ بِاللَّهِ وَ الْيَوْمِ الْآخِرِ وَ بُعُولَتُهُنَّ أَحَقُّ بِرَدِّهِنَّ
فِي ذلِكَ إِنْ أَرادُوا إِصْلاحاً وَ لَهُنَّ مِثْلُ الَّذِي عَلَيْهِنَّ بِالْمَعْرُوفِ
وَ لِلرِّجالِ عَلَيْهِنَّ دَرَجَةٌ وَ اللَّهُ عَزِيزٌ حَكِيمٌ
“Wanita-wanita yang ditalak handaklah menahan
diri (menunggu) tiga kali quru’. tidak boleh mereka Menyembunyikan apa yang
diciptakan Allah dalam rahimnya, jika mereka beriman kepada Allah dan hari
akhirat. dan suami-suaminya berhak merujukinya dalam masa menanti itu, jika
mereka (para suami) menghendaki ishlah. dan Para wanita mempunyai hak yang
seimbang dengan kewajibannya menurut cara yang ma’ruf. akan tetapi Para suami,
mempunyai satu tingkatan kelebihan daripada isterinya. Dan Allah Maha
Perkasa lagi Maha Bijaksana.” (Al-Baqarah ayat: 228).
Hadis tentang Isteri Dilaknat Malaikat Jika
Tidak Memenuhi Panggilan Suami Ke Tempat Tidur
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ
قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ
وَسَلَّمَ : إِذَا دَعَا الرَّجُلُ امْرَأَتَهُ إِلَى فِرَاشِهِ فَأَبَتْ فَبَاتَ غَضْبَانَ
عَلَيْهَا لَعَنَتْهَا الْمَلاَئِكَةُ حَتَّى تُصْبِحَ.
“Dari Abi Hurairah bahwa Rasulullah s.a.w.
bersabda: Jika suami mengajak isterinya ke tempat tidur lalu isteri enggan
mendatanginya kemudian ia tidur dalam keadaan marah, maka isteri dilaknat oleh
malaikat hingga pagi hari.”
عَنْ أَبِي سَعِيدٍ الْخُدْرِيِّ قَالَ خَرَجَ رَسُولُ
اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فِي أَضْحًى أَوْ فِطْرٍ إِلَى الْمُصَلَّى
فَمَرَّ عَلَى النِّسَاءِ فَقَالَ يَا مَعْشَرَ النِّسَاءِ تَصَدَّقْنَ فَإِنِّي أُرِيتُكُنَّ
أَكْثَرَ أَهْلِ النَّارِ فَقُلْنَ وَبِمَ يَا رَسُولَ اللهِ قَالَ تُكْثِرْنَ اللَّعْنَ
وَتَكْفُرْنَ الْعَشِيرَ مَا رَأَيْتُ مِنْ نَاقِصَاتِ عَقْلٍ وَدِينٍ أَذْهَبَ لِلُبِّ
الرَّجُلِ الْحَازِمِ مِنْ إِحْدَاكُنَّ قُلْنَ وَمَا نُقْصَانُ دِينِنَا وَعَقْلِنَا
يَا رَسُولَ اللهِ قَالَ أَلَيْسَ شَهَادَةُ الْمَرْأَةِ مِثْلَ نِصْفِ شَهَادَةِ الرَّجُلِ
قُلْنَ بَلَى قَالَ فَذَلِكِ مِنْ نُقْصَانِ عَقْلِهَا أَلَيْسَ إِذَا حَاضَتْ لَمْ
تُصَلِّ وَلَمْ تَصُمْ قُلْنَ بَلَى قَالَ فَذَلِكِ مِنْ نُقْصَانِ دِينِهَا
“Dari Abu Sa’id al-Khudriy, dia berkata bahwa
Rasulullah s.a.w. keluar pada hari raya Idul Adha atau Idul Fitri, lalu beliau
melewati tempat shalat wanita dan bersabda: “Wahai sekalian wanita,
bersedekahlah kalian, sesungguhnya aku melihat kalian adalah penduduk neraka
paling banyak” Para wanita bertanya: “Kenapa wahai Rasulullah?” Beliau
menjawab: “Kalian banyak melaknat dan tidak bersyukur kepada suami. Tidaklah
aku lihat golongan yang lemah akal dan agamanya yang dapat menghilangkan
fikiran lelaki yang cerdas kecuali kalian”. Mereka bertanya: “Apa kekurangan
akal dan agama kami wahai Rasulullah?” Beliau menjawab: “bukankah kesaksian
seorang wanita sama dengan setengah kesaksian lelaki? Mereka menjawab: “betul”.
Rasulullah bersabda: “Itulah kekurangan akalnya. Bukankah jika haid wanita
tidak shalat dan tidak puasa?” Mereka menjawab: “betul”. Rasulullah s.a.w.
bersabda: “Itulah kekurangan agamanya”.
Kristen:
Teks Alkitab tentang wajibnya perempuan tunduk kepada suami
“Hai Istri, tunduklah kepada suamimu
seperti kepada Tuhan, karena suami adalah kepala istri sama seperti Kristus
adalah kepala Jemaat. Dialah yang menyelamatkan tubuh. Karena itu sebagaimana
Jemaat tunduk kepada Kristus, demikian jugalah istri kepada suami dalam segala
sesuatu” (Efresus 5: 22-24).
Sebab mereka tidak diperbolehkan untuk berbicara.
Mereka harus menundukkan diri, seperti yang dikatakan juga oleh hukum Taurat”
(1 Kor 14 ayat 34).
Teks alkitab tentang larangan mengajar bagi perempuan dan tidak boleh memerintah suami.
“Seharusnyalah perempuan berdiam diri
dan menerima ajaran dengan patuh. Aku tidak mengizinkan perempuan mengajar dan
juga tidak mengizinkannya memerintah laki-laki; hendaklah ia berdiam diri” (1
Timotius 2: 11-12).
Teks Alkitab tentang wanita adalah penggoda.
“Perempuan (Hawa) yang
tergoda Iblis untuk memakan buah pohon pengetahuan dan menyebabkan laki-laki
(Adam) ikit memakan buah tersebut dan melanggar larangan Tuhan” (Ulangan pasal
3 ayat 6, lihat juga 1 Tim 2: 13).
“lagi pula bukan Adam yang tergoda,
melainkan perempuan itulah yang tergoda dan jatuh ke dalam dosa” (1 Timotius
pasal 2 ayat 14).
Teks Alkitab tentang perempuan yang menstruasi itu adalah Najis.
seorang perempuan yang mengalami
menstruasi dianggap najis dan apapun yang disentuhnya telah terkena najis
(Efesus 5: 19-27).
Teks Alkitab tentang istri yang boleh diwariskan.
Karena itu, seorang istri yang ditinggalkan mati
suaminya harus kawin dengan saudara laki-laki suaminya (Ulangan 25: 5).
Yahudi:
Wanita dianggap sebagai makhluk yang lemah.
"Karena wanita dimata kaum Yahudi dianggap sebagai mahluk yang lemah akal
(light minded}! Ditandaskan pula bahwa rabi Yaghadar menuturkan :
Setiap orang yang mengajarkan anak wanitanya Taurat, ia tidak ubahnya
seperti mengajar orang idiot" Lihat : Sotah, 21 b
Dalam ajaran Yahudi diterangkan bahwa hukuman
para pelaku zina adalah mati
“10 Bila
seorang laki-laki berzinah dengan isteri orang lain, yakni berzinah dengan
isteri sesamanya manusia, pastilah keduanya dihukum mati, baik laki-laki maupun
perempuan yang berzinah itu. 11 Bila seorang laki-laki tidur dengan seorang
isteri ayahnya, jadi ia melanggar hak ayahnya, pastilah keduanya dihukum mati,
dan darah mereka tertimpa kepada mereka sendiri. 12 Bila seorang laki-laki
tidur dengan menantunya perempuan, pastilah keduanya dihukum mati; mereka telah
melakukan suatu perbuatan keji, maka darah mereka tertimpa kepada mereka
sendiri.” (Leviticus 20: 10-12).
Hindu:
Pengekangan terhadap wanita dalam hal pernikahan.
“Kamamamaranattistheg
Grhe karyantum atyapi, Nacaivainam prayacchettu Guna hinaya karhicit”.
Artinya: Tetapi walaupun wanita itu
sudah cukup umur untuk kawin, hendaknya ia ditahan saja di rumah oleh orang
tuanya sampai mati daripada dia di kawinkan dengan laki-laki yang tidak
memiliki sifat baik.[Manawa dharma sastra IX. 89]
Wanita yang bepergian ke luar daerah adalah wanita yang akan jatuh dalam kehancuran.
“Panam durjana
samsargah Patya ca wirako’tanam, Swapno,nya geha wasacca Narisamdursanani
sat”.
Artinya: Meminum minuman keras,
bergaul dengan orang-orang jahat, berpisah dari suami tidur pada jam-jam tidak
layak, mengembara keluar daerah, berdiam di rumah laki-laki lain adalah enam
sebab jatuhnya seorang wanita yang menyebabkan kehancuran. [ Manawa Dharma
sastra IX].
Dalam Veda Samrti Buku IX:18 disebutkan bahwa wanita kurang layak untuk mempergunakan mantra dalam upacara karena faktor kelemahan pengetahuan wanita.
Nasti strinam kriya mantrair iti dharmo vyavasthitih, nirindriya hy amantras ca striyo nrtam iti sthitih.
Artinya: tak ada upacara yang perlu
dilakukan dengan mempergunakan mantra suci bagi wanita, demikianlah
telah ditetapkan dalam undang-undang. Wanita kurang akan kekuatan dan
kurang pengetahuan tentang Veda, tidak suci seperti kepalsuan itu,
demikian ketetapan hukum itu.
Konghucu:
Di
dalam kitab Sanjak ( Shi-Ching, bagian Chiang Chung-tsu, Sanjak 3, berjudul
,”Menjinjing Busana) terdapat sanjak yang memperlihatkan bagaimana seorang
perempuan berupaya mempertahankan martabatnya di hadapan laki-laki .Demikian
bunyinya,” Chung, kekasihku yang terhormat, kumohon janganlah bertindak
demikian, melompat masuk ke kebunku, hingga mematahkan dahan pohon-cendanaku.
Kerusakan itu dapat kuabaikan, tetapi bila ada seorang sekitar mengetahui
perbuatanmu itu, mereka akan bertanya:’Gerangan apakah yang membawa pemuda itu
ke sana? Kata-kata mereka inilah yang kukhawatirkan. Engkau, Chung mendapat
jantung-hatiku; tetapi umpatcaci merekalah yang akan mencemarkan daku”.
Sanjak
di atas menunjukkan kepada kita bahwa meskipun wanita bebas-merdeka pada zaman
itu, tetapi mereka tidak menyetujui percintaan bebas tanpa batas-batas
kesusilaan.
Pada
Sanjak 6 yang terdapat pada Bagian Wei (Sanjak Wei), berjudul Mang ( Bajingan)
berbunyi sebagai berikut (penggalan kecil saja yang dikutip), ”Tetapi engkau
tak mengenal tebing maupun pantai, nafsumu tak pernah mengingkari hal ini.
Kembali pada masa remajaku yang bahagia, tatkala rambutku masih terikat pada
pita, dengan tak berpikir panjang lebar, engkau kuikuti; aku tak mengerti,
bahwa janji setia dan senyum manismu ternyata palsu belaka. Bagiku engkau
mengucapkan sumpah suci, siapa tahu, kini kau ingkari semua. Tak ku sangka
engkau begitu jahanam. Sekarang aku menyesal tanpa guna”.
Sanjak
di atas menggambarkan kecaman perempuan secara terbuka terhadap perlakuan
sewenang-wenang oleh kaum pria terhadap perempuan. Tentu mengharukan sekali
seorang perempuan mengungkapkan secara terus terang perlakuan yang diterimanya
bagaikan “habis manis sepah dibuang” oleh pria hidung belang.
Teks-teks Keagamaan yang Adil dalam Gender.
Islam:
Hadits tentang bahwa wanita juga bisa menjadi imam bagi keluarganya.
حدثنا
ابونعيم قال حدثنا الوليد قال حدثتني جدتي عن ام ورقة بنت عبدالله بن
الحارث الانصاري وكانت قدجمعت القرآن وكان النبي صلى الله عليه و سلم قد
امرهاان تؤم اهل دارها وكان لها مؤذن وكانت تؤم اهل دارها.
Hadist di atas menceritakan bahwa Rasulullah telah memerintahkan Ummu Waraqah untuk mengimami keluarganya dan ia mempunyai seorang muadzin dan menjadi imam anggota keluarganya. Hadist ini diperoleh dari dua jalur, yaitu dari Ahmad ibn Hambal
dan Abu Daud. Pada riwayat Abu Daud ditemukan dua rangkaian jalur
sanad, yaitu Usman ibn Muhamad, Waki ibn Jarrah, al-Walid, al-Lathif,
Laily, dan jalur Hasan ibn Hammad, Muhammad ibn Fudal, al-Walid.
Sedangkan yang melalui riwayat Ahmad ibn Hambal bertemu sanad al-Walid.
Baik laki-laki maupun perempuan adalah sama. Allah akan mengukur manusia dari ketaqwaan, bukan dari gendernya, seperti yang di kemukaan di dalam alquran surat alhujarat ayat 13:
يَا
أَيُّهَا النَّاسُ إِنَّا خَلَقْنَاكُمْ مِنْ ذَكَرٍ وَأُنْثَى
وَجَعَلْنَاكُمْ شُعُوبًا وَقَبَائِلَ لِتَعَارَفُوا إِنَّ أَكْرَمَكُمْ
عِنْدَ اللَّهِ أَتْقَاكُمْ إِنَّ اللَّهَ عَلِيمٌ خَبِيرٌ
“ Hai
manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa - bangsa dan
bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang
paling mulia diantara kamu disisi Allah ialah orang yang paling taqwa
diantara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal “
Dalam Al-Quran disebutkan bahwa gender tidak menghalangi manusia untuk berbuat kebaikan, sebagaimana dalam surat Al-Nahl ayat 97:
مَنْ
عَمِلَ صَالِحًا مِنْ ذَكَرٍ أَوْ أُنْثَى وَهُوَ مُؤْمِنٌ
فَلَنُحْيِيَنَّهُ حَيَاةً طَيِّبَةً وَلَنَجْزِيَنَّهُمْ أَجْرَهُمْ
بِأَحْسَنِ مَا كَانُوا يَعْمَلُونَ
“ Barangsiapa
yang mengerjakan amal saleh, baik laki-laki maupun perempuan dalam
keadaan beriman, maka sesungguhnya akan Kami berikan kepadanya kehidupan
yang baik dan sesungguhnya akan Kami beri balasan kepada mereka dengan
pahala yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan “
Menurut
ayat tersebut tidak ada pembeda antara laki laki maupun perempuan yang
melakukan amal kebaikan niscaya allah akan memberikan pahala yang sama
antara laki laki maupun perempuan,di sebutkan juga ayat alquran surat
al Azhab ayat 35 :
إِنَّ
الْمُسْلِمِينَ وَالْمُسْلِمَاتِ وَالْمُؤْمِنِينَ وَالْمُؤْمِنَاتِ
وَالْقَانِتِينَ وَالْقَانِتَاتِ وَالصَّادِقِينَ وَالصَّادِقَاتِ
وَالصَّابِرِينَ وَالصَّابِرَاتِ وَالْخَاشِعِينَ وَالْخَاشِعَاتِ
وَالْمُتَصَدِّقِينَ وَالْمُتَصَدِّقَاتِ وَالصَّائِمِينَ وَالصَّائِمَاتِ
وَالْحَافِظِينَ فُرُوجَهُمْ وَالْحَافِظَاتِ وَالذَّاكِرِينَ اللَّهَ
كَثِيرًا وَالذَّاكِرَاتِ أَعَدَّ اللَّهُ لَهُمْ مَغْفِرَةً وَأَجْرًا
عَظِيمًا
“
Sesungguhnya laki-laki dan perempuan yang muslim, laki-laki dan
perempuan yang mukmin, laki-laki dan perempuan yang tetap dalam
ketaatannya, laki-laki dan perempuan yang benar, laki-laki dan perempuan
yang sabar, laki-laki dan perempuan yang khusyuk, laki-laki dan
perempuan yang bersedekah, laki-laki dan perempuan yang berpuasa,
laki-laki dan perempuan yang memelihara kehormatannya, laki-laki dan
perempuan yang banyak menyebut (nama) Allah, Allah telah menyediakan
untuk mereka ampunan dan pahala yang besar “
Kristen:
Wanita yang Mendukung YesusIa memberi semangat pada
Martha dan Maria untuk duduk pada kaki-Nya sebagai murid-murid-Nya (Luk
10:38-42).
Wanita yang Diampuni:
Seorang Pemberita Injil
Sebagai bukti bahwa Yesus tidak
pernah lagi melihat dosa-dosa dari wanita ini, pada hari dimana ia bertobat ia
menjadi salah satu dari pemberita InjilNya (Yoh 4:28,29,39).
Kesalehan wanita.
Dan ia sekarang adalah seorang janda dan
berumur delapan puluh empat tahun, ia tidak pernah meninggalkan Bait Allah, dan
siang malam beribadah dengan berpuasa dan berdoa" (Luk 2:36-37).
Wanita-wanita di dekat Salib
"Dan dekat salib Yesus
berdiri ibu-Nya, dan saudara ibu-Nya, Maria, isteri Klopas dan Maria
Magdalena" (Yoh 19:25).
Orang-orang terakhir di dekat salib adalah seorang
wanita (Mrk 15:47).
"Dan juga beberapa orang perempuan... melayani rombongan itu dengan
kekayaan mereka" (Luk 8:2,3).
Yesus Kristus tidak pernah membedakan antara bangsa dan gender.
"Karena kamu semua, yang
dibaptis dalam Kristus, telah mengenakan Kristus. Dalam hal ini tidak ada orang
Yahudi dan orang Yunani, tidak ada hamba atau orang merdeka, tidak ada
laki-laki atau perempuan, karena kamu semua adalah satu di dalam Yesus
Kristus" (Gal 3: 27,28).
Perempuan mempunyai jasa yang besar dalam kehidupan.
“Namun demikian, dalam Tuhan tidak ada perempuan
tanpa laki-laki dan tidak ada laki-laki tanpa perempuan. Sebab sama seperti
perempuan berasal dari laki-laki, demikian pula laki-laki dilahirkan oleh
perempuan dan segala sesuatu berasal dari Allah.” (1 Korintus 11:11-12)
Para Wanita Yang Menyiarkan
Kebangkitan
Yang pertama di kuburan.
Orang yang pertama di kuburan adalah seorang wanita. (Yoh 20:1).
Yang pertama menyiarkan.
Orang pertama yang menyatakan berita tentang kebangkitan adalah seorang wanita
(Mat 28:8).
Seorang wanitalah yang pertama
kali berkhotbah tentang kebangkitan. Dan ia mengkhotbahkannya pada rasul-rasul
itu sendiri. Yesus menyuruhnya untuk melakukan hal itu (Yoh 20:17,19).
Yahudi:
Doktrin
tentang kesetaraan gender sebenarnya sudah diungkapkan dalam Perjanjian Lama
dan Perjanjian Baru yang menjadi fondasi utama bagi umat Kristiani-Yahudi, baik
secara eksplisit mau pun implisit. Seperti yang tertulis dalam perjanjian
baru dalam Kitab Kejadian 1:26-27 tentang penciptaan yang menyebutkan bahwa
laki-laki dan perempuan diciptakan dalam image (rupa) Tuhan, dan disebutkan
pula dalam Injil: “Kemudian Tuhan mengatakan, bahwa Saya menciptakan manusia
dalam imageku, dalam Rupaku (our likeness), dan membiarkan mereka memerintah
ikan di laut sebagai nafkah hidup kita, di atas tanah. Jadi Tuhan menciptakan
manusia dalam imagenya, dalam image Tuhan Dia yang menciptakan laki-laki dan
perempuan”. (Kejadian 1:26).
Hindu:
Yo’ sāvatindriya
grāhyah suksmo’ vyaktah sanatanah, sarvabhuta mayo’ cintyah sa eva svayam
udbabhau (Ia yang di luar jangkauan pemahaman indra, halus, tak berwujud,
kekal, yang tak terukur, asala mula dari semua ciptaan ini, yang dimunculkan
dari diri-Nya sendiri). Penciptaan alam dalam hindu dijelaskan bahwa brahma:
pencipta alam dipandang sebagai laki-laki sekaligus perempuan. Brahma
membagi dirinya menjadi dua, sebagai purusha (pria) dan sebagian yang lain
sebagai prakriti (wanita).
Hal ini memberi pengertian lebih jelas bahwa pria dan wanita merupakan emanasi
langsung dari jasad Tuhan sendiri, maka perempuan adalah bagian dari kekuatan
Tuhan yang asli, yang berarti kekuatan Tuhan. Dengan demikian secara esensial,
terdapat kesamaan spiritual antara pria dan wanita. Interaksi yang harmonis
antara purusha dan prakriti menyebabkan terciptanya alam ini.
“yo ‘rocitaṁ pratigṛhnāti dadātyarccitam eva ca,
tāvubhau gacchataḥ
savargaṁ narakam tu
viparyaye. Artinya: ia yang dengan hormat menerima pemberian dan ia yang tulus
memberikannya, keduanya mencapai surga, jika kebalikannya maka keduanya akan
jatuh ke neraka.
Dalam Manawa
Dharmasastra I.32 ada dinyatakan bahwa laki dan perempuan sama-sama diciptakan
oleh Tuhan. Dalam ajaran Hindu tidak dikenal bahwa wanita itu berasal dari
tulang rusuk laki-laki. Ini artinya menurut sloka Manawa Dharmasastra tersebut
bahwa laki dan perempuan menurut pandangan Hindu memiliki kesetaraan. Sayang
dalam adat istiadat Hindu seperti di Bali misalnya wanita masih belum
sepenuhnya setara terutama dalam perlakuan adat beragama Hindu.
Mātugāmasaṃyutta merupakan salah satu kitab dalam Agama
Buddha yang berisikan tentang khotbah Buddha mengenai wanita.
Mātugāmasaṃyutta berasal dari dua kata yaitu Mātugāmodan Saṁyutto. Berdasarkan A
Dictionary of the Paḷi
Language, Mātugāmoberarti sejenis wanita atau seorang wanita (Caesar,
1974:245), sedangkan Saṃyuttoberarti
gabungan atau kumpulan atau berhubungan (Caesar, 1974:444). Jadi, Mātugāmasaṃyutta berarti kumpulan atau
gabungan sabda Buddha tentang berbagai hal yang berkenaan dengan wanita.
Setiap orang pasti memiliki kelemahan atau kekurangan, namun disamping itu
semua juga pasti ada kelebihan atau kekuatan. Sama halnya dengan wanita, wanita
pun juga memiliki kekuatan yang ada pada dirinya. Sabda Buddha dalam Mātugāmasaṃyutta menjelaskan bahwa
terdapat lima kekuatan pada diri wanita yaitu, Kekuatan kecantikan
(rūpabalaṁ), Kekuatan
kekayaan (bhogabalaṁ), Kekuatan
orangtua dan sanak saudara (natibalaṁ), Kekuatan
anak (puttabalaṁ), dan Kekuatan
moralitas (sīlabalaṁ)
(Saṃyutta
Nikāya, XXXVII:2346).
Kekuatan pertama adalah kekuatan
kecantikan yang dalam bahasa paḷi
sering disebut rūpabalaṁ.
Kecantikan merupakan salah satu kekuatan wanita oleh karena itu, wanita selalu
berusaha untuk mempercantik dirinya. Kecantikan yang dimaksud tersebut tidak
terbatas pada kecantikan jasmani atau fisik melainkan juga kecantikan secara
batin.
Kekuatan kekayaan (bhogabalaṁ)
yaitu menjadi makmur, dengan demikian wanita harus mencari penghasilan dan menabung
sehingga ia akan menjadi makmur. Wanita yang mandiri dan mampu memenuhi
kebutuhannya sendiri tanpa bergantung pada orang lain akan membuat wanita tidak
gampang disepelekan. Sebagai contoh ketika berumah tangga, wanita tidak perlu
bergantung sepenuhnya pada suaminya, karena dirinya mampu membantu ekonomi
keluarganya.
Pada dasarnya wanita mendapatkan
nafkah dari suaminya namun tidak ada salahnya jika wanita mampu berkarya di
luar rumah dan berperan aktif dalam masyarakat, dengan demikian wanita tidak
hanya berkutat didalam kehidupan rumah tangga saja, selain itu juga wanita
mampu membantu suami agar tidak bekerja sendiri untuk kesejahteraan
keluarganya.
Hidup berumah tangga merupakan kerjasama, baik dari pihak istri maupun suami
sehingga apabila wanita mampu membantu perekonomian keluarga dengan bekerja di
luar rumah atau berkarir maka hal ini bukan berarti bahwa wanita menyalahi
kodratnya sebagai wanita yang harus tinggal di rumah untuk mengurus pekerjaan
rumah tangga. Meskipun wanita mendapat kesempatan untuk berkarir hendaknya
hal ini tidak disalah artikan oleh wanita dengan tidak bertanggung jawab atas
tugasnya sebagai ibu rumah tangga.
Konghucu
Nabi Khongcu
sangat menaruh hormat pada perempuan, khususnya terhadap Lembaga Perkawinan,
seperti dapat kita ikuti pada teks-teks berikut:
Pada Kitab Lee Ki (Catatan Kesusilaan) disebutkan, ”Pernikahan ialah pangkal
peradaban sepanjang jaman. Dia bermaksud memadukan dan mengembangkan benih
kebaikan dua jenis manusia yang berlainan keluarga untuk melanjutkan Ajaran
Suci para Nabi. Ke atas untuk memuliakan Firman Tuhan Yang Maha Esa, mengabdi
kepada para leluhur dan ke bawah untuk meneruskan keturunan”.
Di dalam Kitab
Sanjak tertulis,”Keselarasan hidup bersama anak isteri itu laksana alat musik
yang ditabuh harmonis. Kerukunan diantara kakak dan adik itu membangun damai
dan bahagia. Maka demikianlah hendaknya engkau berbuat di dalam rumah tanggamu;
bahagiakanlah isteri dan anak-anakmu”.
Demikian pula
Bingcu (Mencius) sebagai seorang rasul/penegak di dalam Agama Khonghucu,
seperti halnya Nabi Khongcu juga adalah orang beruntung mempunyai seorang Ibu
yang sangat memperhatikan pendidikan, seperti diceritakan berikut ini
Diceritakan ketika Rasul Bingcu ( Mencius) masih kecil ia sempat meniru
kelakuan anak yang nakal, yaitu beberapa kali ia berkelahi dan membolos dan
pada suatu hari ia sekonyong-konyong tiba di rumah sebelum waktu bersekolah
berakhir, karena ia sudah jenuh mendengarkan pelajaran di sekolahnya. Ibunya
yang sedang sibuk menenun, menanyakan mengapa ia sudah pulang sebelum waktunya.
Setelah Bingcu(Mencius) mengatakan sebab-sebabnya, maka ibunya mengambil
gunting dan dipotongnya kain yang sedang ditenun itu menjadi dua helai. Melihat
kejadian itu, Mencius menjerit,”O, mengapa kain yang bagus itu ibu gunting
menjadi dua?”. Ibunya menjawab,”Anakku yang manis, mengapa aku berbuat seperti
yang baru saja kausaksikan?. Jika kau tinggalkan buku-bukumu, maka itu sama
artinya se-akan-akan kau memotong kemajuan hidupmu sendiri, seperti aku telah
menggunting kain tenunku yang bagus itu”. Air mata Bingcu meleleh dan sejak itu
Mencius tak pernah lagi meninggalkan sekolah, dan ia kemudian menjadi orang yang
sangat pandai dan menjadi penegak ajaran Khonghucu.